Langsung ke konten utama

Potensi Buah Pepaya di Pekarangan Bagi Pencapaian Pola Pangan Harapan

lahan-pepaya-subang Oleh Prof. Hadi Susilo Arifin, MSc., PhD
Bagian Manajemen Lanskap, Departemen Arsitektur Lanskap, FAPERTA IPB
Pekarangan adalah lahan yang ada di sekitar rumah. Ia digunakan sebagai tempat budidaya tanaman, hewan dan ikan dengan input yang rendah dan dipraktekkan secara berkelanjutan. Di antara fungsi tanaman dalam pekarangan, maka tanaman buah merupakan jenis yang sangat umum dijumpai selain tanaman hias, sayuran, penghasil pati, bumbu, obat, bahan baku industri dan tanaman lainnya, seprti untuk kayu bakar dan bahan kerajinan tangan.
Berdasarkan Susenas tahun 2011, konsumsi buah dan sayur dalam Pola Pangan Harapan (PPH) masih di bawah target pemenuhan 30%. Pencapaian pada tahun 2010, 2011, dan 2012 masing-masing adalah 21.5%, 20.8 %, dan 25.7%. Untuk 2013 dan 2014 ditargetkan bisa mencapai 26.3 % dan 26.8%. Artinya kita masih harus kerja keras meningkatkan konsumsi buah bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Selain pisang, pepaya termasuk jenis yang yang banyak ditanam di pekarangan. Rentang zona agroklimatnya cukup lebar. Sesuai dengan keragaman jenis pepaya yang ada, ia dapat tumbuh di pekarangan kawasan pantai, dataran rendah, perbukitan hingga pegunungan. Tidak memerlukan ruang tumbuh yang ekstensif, sehingga ia dapat dibudidayakan pada pekarangan sempit sekali pun. Pemeliharaannya mudah serta dapat dipanen tanpa mengenal musim dengan periode hidup relatif panjang.Dengan kandungan gizi yang kaya akan vitamin C, vitamin E dan beta-karoten maka pepaya sangat perlu dikampanyekan untuk ditanam di pekarangan oleh setiap rumah tangga.
Dalam kegiatan Program Percepatan Penganekargaman Konsumsi Pangan (P2KP) pepaya perlu diprioritaskan agar bisa digalakkan penanamannya baik di setiap pekarangan mau pun di kebun sekolah. Apabila dalam gerakan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), papaya adalah komoditi yang diunggulkan di setiap pekarangan maka selain sebagai konsumsi buah keluarga, juga memiliki peluang ekonomi jika lembaga koperasi desa digiatkan untuk pemasarannya. Gerakan ini memerlukan ketersediaan benih dan bibit pepaya baik. Oleh karena itu kordinasi bisa dilakukan antara IPB, Ditjen Hortilkultura (sayuran-buah-florikultura-tanaman obat) dan P2KP – Badan Ketahan Pangan, Kementrian Pertanian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

bagi yang mau daftar kan silahkan datang aja ke tempat sekretariat SMK Al Alif Blora

Latar Belakang SMK Pertanian Al Alif Blora

SMK AL ALIF BLORA merupakan satu-stunya sekolah menengah kejuruan pertanian kabupaten Blora Jawa Tengah, yang didirikan atas dasar pemikiran untuk meningkatkan kualitas SDM dalam mengisi pembangunan bangsa, khususnya bidang pertanian yang merupakan soko guru perekonomian bangsa. Program pendidikan SMK bidang pertanian dan agribisnis peternakan serta guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga pelaksana yang kreatif, inovatif, mahir, terampil, mandiri dan peka terhadap perubahan ilmu dan teknologi. Lulusan SMK Al Alif Blora mempunyai kemampuan dan peluang dalam mendukung pembangunan. disaat pemerintah mengambil kebijakan revitalisasi bidang pertanian dan progam penyuluhan, maka lulusan SMK Al Alif Blora akan sangat banyak dibutuhkan untuk mengisi dan melaksanakan kebijakan tersebut. selain itu lulusan SMK Al Alif Blora mempunyai keahlian, ketrampilan dan kemampuan untuk mengembangkan kegiatan berwirausaha.

SEKOLAH PENCETAK WIRAUSAHA (SPW)

Sekolah Pencetak Wirausaha meruapakan salah satu program yang sedang dikembangkan oleh ESEMKA AL ALIF BLORA. Sebab tidak menutup kemungkinan di era serba maju teknologi kita hanya nyekoki pengetahuan saja akan tetapi kita juga meningkatkan mutu soft skill. Didalam kegiatan SPW ini SMK Al Alif mencoba mengubah mindset anak untuk menjadi enterpreneur handal dan ulet paatinya juga didasari keimanan dan ketaqwaan lebih, sebab tanpa IMTAQ enterpreneur kurang berkah.